Momen Indah di Hari Pertama Kerja, Syawalan!

Wates – Dalam Bahasa Jawa kata lebar memiliki arti usai. Lebaran, lalu dimaknai sebagai usai atau selasai menunaikan ibadah puasa Ramadhan. Setelah satu bulan penuh berjuang melawan hawa nafsu dalam diri sendiri, baik yang laihirah seperti makan dan minum, maupun yang batiniah (rohani) seperti emosi dan dorongan-dorongan nafsu yang tidak sehat, maka sebagai rasa syukur atas keberhasilan perjuangan satu bulan penuh ini diungkapkan dalam suatu bentuk perayaan lebaran, yakni Hari Raya Idul Fitri. Dalam tradisinya, rasa syukur bahagia dalam perayaan Idul Fitri ini termanifestasi dalam tindakan konkrit saling memaafkan segala khilaf dan salah di antara sesama, satu sama lain. Momen ini diungkapkan dengan amat indah dalam Bahasa Jawa Nglebur Dosa. Di sini kata lebur lalu dimaknai saling memaafkan, semua  kembali bersih putih sebagai saudara.

Hari pertama masuk kerja (Selasa, 16 April 2024) setelah liburan panjang lebaran 2024, segenap karyawan, mulai dari Struktural, JFT, JFU, maupun THL Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kulon Progo mengadakan syawalan bersama selepas apel pagi di Aula Kembang Soka. Acara syawalan diawali dengan pembukaan, dilanjutkan dengan ikrar yang dipimpin oleh Eko Budi Antoro, MPd. Setelah itu sambutan dibawakan oleh Kepala Dinas, Drs. Duana Heru Supriyanta, MM. Rangkaian acara berikutnya adalah pembacaan doa oleh Kandar Abadi SH, terakhir penutup yang disempurnakan dengan saling berjabat tangan.

Istilah ‘lebur’ yang merupakan serapan dari Bahasa Jawa bisa dipahami sebagai musnah, hilang, sirna. Hari Fitri, menjadi kesempatan bagi siapa saja untuk memberikan dan meminta maaf kepada siapa saja atas segala khilaf dan salah yang pernah terjadi dalam perjalanan waktu bersama. Ketika dosa-dosa akibat salah dan khilaf sudah dimaafkan maka dosa-dosa itupun lebur, hilang, musnah, sirna. Semua kembali bersih dan menjadi kesempatan memulai lembaran baru.

Pak Du dalam sambutannya mengatakan bahwa syawalan bersama ini memiliki makna penting sebagai kesempatan indah untuk saling memberikan maaf. Dikatakan bahwa sebagai manusia kita pasti saling melakukan kesalahan terhadap sesama. Suasana gembira penuh haru mewarnai syawalan ini, terutama saat prosesi saling memberikan maaf sembari berjabat tangan. Kini semua beban dan persoalan personal kembali dipulihkan seperti sedia kala. Acara syawalan yang dimulai pada pukul 10.00 ini ditutup dengan makan bersama. Baso, es buah, dan jajanan pasar menjadi menu andalan. Joss! (iua)